Saudara-saudara,
Karunia dan panggilan Allah tidak dapat ditarik kembali.
Sebab sama seperti kamu dahulu tidak taat kepada Allah, tetapi sekarang telah beroleh rahmat karena ketidaktaatan mereka,
demikian juga mereka sekarang tidak taat, supaya oleh karena rahmat yang kamu terima, mereka juga akan beroleh rahmat.
Karena Allah telah mengurung semua orang dalam ketidaktaatan, supaya Ia dapat menunjukkan kemurahan-Nya kepada semua orang.Oh, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat, dan pengetahuan Allah!
Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya, dan tak terselami jalan-jalan-Nya!
Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan?
Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya?
Atau siapakah yang pernah memberikan sesuatu kepada-Nya, sehingga Allah harus menggantikannya?
Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, oleh Dia, dan kepada Dia.
Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.
Paulus mengajak kita melihat betapa luas dan dalamnya kasih Allah. Kadang kita berpikir hanya orang yang “baik” atau “taat” yang layak menerima berkat, tapi Allah justru penuh kejutan. Ia bisa memakai kelemahan, kesalahan, bahkan kegagalan untuk menunjukkan kemurahan-Nya. Tidak ada hidup yang sia-sia di tangan Tuhan. Ia selalu punya cara untuk mengubah yang kacau menjadi indah, yang hancur menjadi berkat.
Bayangkan seorang pelukis yang mampu membuat karya indah dari warna yang tampak acak — begitulah Allah bekerja dalam hidup kita. Segala sesuatu berasal dari Dia, dan pada akhirnya akan kembali kepada-Nya. Jadi, daripada terlalu khawatir dengan jalan hidup yang rumit, mari kita belajar mempercayakan diri kepada kasih-Nya. Saat kita berhenti mengatur segalanya sendiri dan mulai berkata, “Tuhan, Engkau lebih tahu,” di situlah kita menemukan kedamaian sejati.
