Ketika beberapa orang membicarakan tentang Bait Allah dan mengagumi bangunannya yang dihiasi batu-batu indah dan berbagai persembahan, Yesus berkata:
“Akan datang harinya di mana tidak satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan.”
Mereka bertanya kepada-Nya: “Guru, bilakah hal itu akan terjadi? Dan apakah tandanya kalau itu akan terjadi?”
Jawab-Nya: “Waspadalah supaya kamu jangan disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Dia, dan: Saatnya sudah dekat. Janganlah kamu mengikuti mereka!
Dan apabila kamu mendengar tentang peperangan dan pemberontakan, janganlah kamu terkejut, sebab semuanya itu harus terjadi dahulu, tetapi itu belum kesudahannya.”
Kemudian Ia berkata kepada mereka:
“Bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan,
dan akan terjadi gempa bumi yang dahsyat dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan, dan akan terjadi juga hal-hal yang mengerikan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit.”
Ketika Yesus berbicara tentang kehancuran Bait Allah dan berbagai bencana, banyak orang menjadi gelisah. Tetapi Yesus tidak bermaksud menakut-nakuti, melainkan meneguhkan hati. Ia tahu bahwa dunia ini fana — bangunan yang paling megah pun bisa runtuh, kekuasaan terbesar pun bisa lenyap. Namun di tengah semua itu, iman kepada Allah adalah satu-satunya dasar yang tak tergoyahkan.
Pesan Yesus jelas: “Janganlah kamu terkejut.” Artinya, tetaplah tenang dan percaya meski keadaan tampak kacau. Dalam setiap gejolak, Tuhan tetap bekerja; dalam setiap perubahan, kasih-Nya tetap teguh.
Kehidupan rohani kita pun sering mengalami “gempa”: cobaan, kehilangan, kegagalan. Tapi iman membuat kita berdiri lagi — bukan karena kuat, melainkan karena tahu bahwa Allah selalu hadir di tengah badai.
Hari ini, mari kita belajar melihat segala yang sementara dengan hati yang bijak, dan memegang erat yang kekal: kasih, iman, dan pengharapan dalam Kristus.
