Suatu hari Yesus mengajar di rumah ibadat. Di sana ada seorang perempuan yang sudah delapan belas tahun bungkuk karena sakit. Bayangkan, delapan belas tahun memandang tanah, tak bisa menatap langit! Tapi Yesus melihatnya, memanggilnya, dan berkata, “Hai ibu, penyakitmu telah sembuh.” Seketika itu juga ia berdiri tegak dan memuliakan Allah. Yesus melihat apa yang orang lain anggap biasa, dan mengubahnya menjadi momen kasih.
Kadang kita pun seperti perempuan itu—terbungkuk oleh beban hidup, masalah, atau rasa bersalah. Kita mungkin datang ke gereja hanya untuk “menjalankan kewajiban”, tapi Tuhan melihat lebih dalam: Ia ingin kita dilepaskan dan kembali berdiri tegak dalam sukacita. Mungkin bentuknya sederhana: seseorang yang menolong tanpa pamrih, senyum yang menenangkan, atau kata pengampunan yang membuka hati. Hari ini, mari belajar menjadi seperti Yesus—peka terhadap mereka yang “bungkuk” di sekitar kita, dan seperti perempuan itu, berani bersyukur ketika Tuhan menegakkan kita kembali.
