04/11/2025

Bahagia yang Tidak Butuh Balasan

Lukas 14:12–14

Yesus berkata juga kepada orang yang mengundang-Nya:
“Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan malam, janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau saudara-saudaramu atau kaum keluargamu atau tetangga-tetanggamu yang kaya, supaya mereka jangan mengundang engkau pula sebagai balasnya dan dengan demikian engkau mendapat balasan.
Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh, dan orang-orang buta.
Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang benar.”

Yesus mengajak kita berpikir ulang tentang arti “memberi”. Dunia sering mengajarkan bahwa memberi itu akan lebih menyenangkan jika ada balasan — ucapan terima kasih, perhatian, atau penghargaan. Tetapi Yesus justru mengajarkan kebahagiaan yang lebih dalam: kebahagiaan yang lahir dari kasih yang tulus, tanpa pamrih. Kasih sejati bukanlah transaksi, melainkan pemberian diri.

Bayangkan saja saat kita membantu seseorang yang tidak bisa membalas — mungkin seorang anak kecil, orang sakit, atau tetangga yang kesulitan. Dalam momen itu, kita sedang mencicipi kebahagiaan surgawi yang Yesus maksudkan. Kasih tanpa pamrih memang tidak viral dan tidak selalu dihargai, tapi itulah kasih yang membuat hati damai. Hari ini, mari kita mencari kesempatan untuk berbuat baik secara diam-diam — bukan untuk dikenal, tapi agar kasih Tuhan dikenal lewat hidup kita.