“Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi, dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat.
Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini.
Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu kuat luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.”
Injil hari ini adalah penutup indah dari seluruh ajaran Yesus tentang akhir zaman. Setelah berbicara tentang tanda-tanda dan pengharapan, kini Ia menegaskan sikap hati yang harus kita miliki: berjaga dan berdoa.
Yesus tahu betapa mudahnya hati manusia teralihkan oleh kesibukan, kenikmatan, dan urusan dunia. Perlahan-lahan, kita bisa kehilangan kepekaan rohani tanpa menyadarinya — sampai hari Tuhan datang seperti “jerat” yang menutup tanpa peringatan.
Namun Yesus tidak ingin menakut-nakuti, melainkan mengundang kita untuk hidup dengan kesadaran penuh. Berjaga berarti hidup dengan hati yang waspada dan jernih; berdoa berarti menjaga hubungan yang akrab dengan Allah setiap hari.
Keduanya membuat kita kuat menghadapi apa pun — bukan karena kita hebat, tetapi karena Tuhan sendiri yang meneguhkan kita untuk “tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.”
