Yesus berkata bahwa jalan menuju Kerajaan Allah itu sempit, dan tidak semua yang mengetuk akan langsung diterima. Banyak orang akan berkata, “Kami sudah makan dan minum dengan-Mu!” tetapi Tuhan menjawab, “Aku tidak mengenal kamu.” Kata-kata ini mengingatkan kita bahwa iman bukan sekadar mengenal Tuhan “dari luar,” melainkan hidup dalam persahabatan yang nyata dengan-Nya setiap hari.
Bayangkan saja seperti pintu rumah. Saat hujan deras, orang yang dikenal pemilik rumah pasti dipersilakan masuk, tapi orang asing meski tahu alamatnya belum tentu disambut. Begitu juga dengan Tuhan — Ia selalu membuka pintu-Nya bagi yang mau mengenal dan mengikuti-Nya sungguh-sungguh. Setiap kebaikan kecil, doa tulus, dan usaha untuk hidup jujur adalah langkah masuk lewat pintu sempit itu. Mari jangan menunggu nanti, sebab pintu kasih Tuhan masih terbuka hari ini — dan Ia menunggu kita untuk melangkah masuk.
