Mengantuk. Pernah? Sering? Yang pasti rutin. Karena kita manusia termasuk rombongan mamalia. Binatang menyusui, burung, bahkan ikan, pasti pernah ngalamj ngantuk. Kalau gak percaya, coba tanya deh.
Kita pasti ngantuk secara rutin, karena manusia membutuhkan tidur. Tidur dibutuhkan bisa karena lelah, kebiasaan atau pola hidup, tapi yang jelas adalah keadaan istirahat alami.
Ini alamiah, jadi pasti. Bahkan sepertiga waktu kita, adalah untuk tidur.
Nah, mengantuk adalah proses menuju tidur. Ngantuk menjadi proses “landing” dari proses sadar menuju tidur.
Seperti semua proses pendaratan yang lain, ngantuk menjadi saat penting. Salah “landing” bisa nubruk, bisa kepleset, bisa gak bangun lagi.
Banyak penelitian, tidur akan nyenyak dan menyehatkan, bisa diawali dgn ketenangan batin, entah berdoa atau mendengarkan musik tenang-tenang mendayung. Hasilnya bisa mimpi indah dan bangun dengan kondisi badan segar.
Lha tapi sekarang ini, saat kutulis karangan tak jelas ini, aku mengantuk bangettt dalam sebuah rapat di ruang bersuhu dingin.
Apakah ngantuk ini karena badanku sedang dalam kondisi mau “landing” menuju istirahat alami bernama tidur? Atau sekedar otakku saja yang minta istirahat bukan karena lelah tapi karena bosan?
Kalau tidak hati2, otakku bisa salah landing nih, nubruk apa tak tahu. Jelas-jelas ngantuk, pasti aku gak sambung arah pembicaraan rapat. Lha kalau tiba-tiba aku usul, apa yang terjadi? Pasti tifak sambung.
Maka pesan moral tulisan ini adalah, saat ngantuk, siapkan baik-baik semuanya. Lebih baik gunakan kesempatan ngantuk, untuk mendaratkan ide-ide dalam tulisan. Namanya juga ngantuk, jadi jangan diprotes kalau tulisan ini juga tidak jelas arahnya. hehehehe
Ini baru ngantuk sbg pendaratan, lho. Belum ndobos lagi tentang melek sebagai proses take off. Ah ngantuk..!