Riwayat Caravaggio
Ngobrol-ngobrol tentang Caravaggio, tentu akan membahas soal lukisan. Rasanya tak akan pernah cukup, mendiskusikan hasil karya-karyanya. Maka akan ada dua tulisan yang berbicara tentang Caravaggio. Tulisan yang pertama ini berkisah tentang riwayat hidup dan aliran lukisannya. Sedangkan tulisan kedua akan berkisah tentang sebuah lukisan yang menarik untuk dibahas: “Perjamuan Emmaus”. Semoga obrolan ini tidak terlalu berat, bisa dicerna untuk menambah wawasan tentang lukisan. Pelukis ini lahir dengan nama Michelangelo Merisi pada tgl 28 September 1573. Dia lahir dan hidup bersama keluarganya di Caravaggio, Lombardia (daerah di dekat Milan kini). Karena itulah, dia mendapatkan nama Caravaggio sebagai julukan yang lebih akrab di lingkungan seniman. Selama 4 tahun dia sempat magang pada seniman Itali, Simone Peterzano di Milan. Pada tahun 1593 Caravaggio bermukin di Roma. Di kota inilah ia bertemu dengan Kardinal Francesco del Monte yang menjadi sponsor dari karya-karyanya. Sampai dengan tahun 1606 Caravaggio semakin produktif menghasilkan karya-karya, terutama memenuhi pesanan ‘pejabat Gereja’.
Kehidupan pribadi Caravaggio sangat dinamis, seperti layaknya gaya lukisannya yang penuh dengan warna kontras. Hidupnya jauh dari kemewahan maupun foya-foya. Pelukis ini terkenal sangat dekat dengan kehidupan masyarakat kelas dua. Tidak jarang karena hal itu, dia berurusan dengan aparat. Banyak pelukis yang mengikuti hidup Caravaggio yang dekat dengan masyarakat marginal, misalnya seperti Brower, Ostade, Hogarth, Goya, Gericault, Gultuso. Namun tidak pernah ada yang hidup sedekat Caravaggio dengan lingkungannya. Mungkin para pelukis modern tadi melukis dari kenyataan pahit kehidupan yang mereka liat, namun tidak bagi Caravaggio. Dengan pelukis ini, melukis bukan lagi menampilkan suatu realita tapi melukis adalah melihat realita itu sendiri. Gaya hidupnya ternyata senada dengan gaya lukisannya.
Tercatat dalam hidupnya, banyak pengalaman menjadi tahanan maupun buron. Bahkan tahun 1606 Caravaggio melarikan diri dari Roma menuju Nepal karena terlibat dalam kasusu pembunuhan. Di kota Nepal pula dia malahan berkembang dalam aliran naturalisnya , sekaligus memberi warna cukup kuat bagi pelukis-pelukis Nepal. Tahun 1608 Caravaggio melakukan perjalanan ke Malta, dimana dia diterima sebagai “Ksatria Ordo Malta”. Di pulau ini dia menghasilkan beberapa lukisan potret para ksatria Malta . Namun kembali, pada tahun yang sama dia ditahan karena tindak kriminal, namun berhasil melarikan diri dari penjara Malta. Caravaggio melarikan diri ke Syracusa, Sisilia. Ditempat ini, dia juga mengembangkan tekhnik lukisisan drama . Pada lukisan2 periode ini, dia menghasilkan lukisan monumental sekaligus mematangkan teknihnya dalam penggunaan cahaya. Sekaligus masa ini menjadi masa-masa terakhir dia, karena pada bulan Juli 1620, Carivaggio meninggal di Porto Ercole, Toscana. Kematiannyapun juga tidak lepas dari lingkungan tahanan. Dia meninggal karena demam dalam suatu sel penjara.
Gaya/aliran lukisannya
Bila nama Caravaggio disebut, pasti juga akan disebut aliran Chiaroscuro. Chiaroscuro adalah salah satu teknik yang dipakai oleh Caravagggio dengan sangat khas dan kental. Kata “Chiaroscuro” berasal dari bahasa Itali ‘chiaro’ dan ‘oscuro’ yang berarti terang dan gelap. Chiaroscuro menunjuk pada teknik lukis yang memakai kontrasnya cahaya dipadu dengan bayangan yang benar-benar gelap. Teknik lukis ini memanfaatkan warna terang sebagai cahaya dan warna gelap sebagai bayangan. Kontrasnya terang dan gelap tersebut dipakai untuk memperkuat kesan dramatis. Teknik ini sering dipakai oleh para pelukis seperti Leonardo da Vinci dan Raphael, pada abad XVI. Namun juga pada abad XVII, pelukis zaman barok menggunakannya pula, seperti Caravaggio, Rembrandt atau Georges de La Tour.
Caravaggio menjadi pelukis yang sangat khas dengan Chiaroscuro karena memang lukisannya memberi nuansa baru teknik ini. Teknik Chiroscuro dan juga jenis lukisan realis naturalis adalah teknik yang muncul di Itali pada abad XVI. Namun Carivaggo pada abad selanjutnya memberi jiwa baru dalam aliran tersebut. Bahkan lukisannya oleh para ahli disebut sebagai aliran transformatif antiklasik. Gaya lukisan semacam ini kemudian berkembang dalam zaman barok awal di Roma.
Lukisan “Supper at Emmaus” memakai tekhnik Chiaroscuro, seperti halnya lukisan “Calling of St. Matthew”. Penggunaan terang-gelap Carivaggio ternyata sangat khas karena dengan berani dia memanfaatkan aspek cahaya dan bayangan dalam menuturkan kisah lukisan. Sebagai contoh dalam lukisan “Callling of St. Matthew”, kisah menjadi mempunyai artikulasi yang kuat persis karena Caravaggio menempatkan terang dan gelap pada tempatnya secara ekstrem. Cahaya diaturnya sehingga memberi warna bagi para tokoh, dan gelap diaturnya sehingga dunia yang ada menjadi lebih terang. Kontradiksi penggunaan cahaya dalam lukisan Carivaggio sangat kuat dan oleh karena itulah, aliran Chiaroscuro mendapatkan perkembangan yang cukup signifikan.
Seperti ditulis pada bagian sebelumnya, gaya lukisan Caravaggio senada dengan gaya hidupnya. Kedekatannya dengan masyarakat kelas bawah semakin memperkuat karekter Chiaroscuro. Dengan kegelapan yang pekat, dia lukiskan aroma kehidupan dengan sangat kental. Seakan-akan sesaknya ruangan karena penuh dengan asap lilin merebak keluar dari lukisan, atau aroma masakan di atas meja makan yang penuh dengan makanan. Kegelapan yang dia tampilkan menawarkan kesendirian dunia orang yang tak mampu dengan kehidupannya. Tak jarang, tokoh-tokoh religius yang digambar, didandani dengan kostum pekerja, pakaian orang miskin. Setting ruangan yang dilukis juga tidak jarang selalu terkesan menghimpit dan sempit, karena Chiaroscuroi yang kuat.
Selain Chiaroscuro, Caravaggio juga mempunyai spesialisasi dalam gambar Still Life dan gaya naturalis. Still life adalah gambar mati dari benda-benda tak bergerak. Carivaggio sejak awal kariernya memang menggunakan Still Life sebagai modal sekaligus kebanggaannya. Lukisan-lukisan awalnya adalah pesanan dari gambar-gambar mati tersebut. Objek yang dia gambar adalah barang-barang yang sering hadir dalam hidup keseharian. Barang-barang yang nampak biasa tersebut dipotret dengan gaya naturalis. Gambar mati tersebut diimbangi Caravaggio dengan corak naturalis realis. Sehingga gambar yang mati tersebut nampak hidup. Kontradiksi ini kemudian dikawinkan dengan teknik Chiaroscuro. Penggabungan tersebut menjadi ciri khas pelukis ini sampai saat terahir. Kontrasnya cahaya dan bayangan dipadu dengan indahnya barang-barang ‘biasa’ yang nampak seperti aslinya. Dengan teknik ini pula, dilukisnya perjamuan dua orang murid di Emmaus bersama Yesus yang sudah bangkit. (…bersambung yah…)